Melahirkan Putri Sholihah, Salaf, dan Mandiri

Senin, 16 Desember 2024

Hidup Bahagia Dengan Mental Yang Sehat


Ustadzah Nailil Fauziyyah, S.Pd.

 

           Adanya masalah-masalah tersebut sangat mungkin sekali berpengaruh pada kesehatan mental. Kesehatan sangat peting bagi kehidupan sesorang, kualitas hidup yang lebih baik menunjukkan kesehatan fisik dan mental yang baik. Mungkin banyak orang yang beranggapan bahwa keadaan tubuh tanpa penyakit dapat dikatakan sehat, padahal bisa saja terdapat masalah yang bersumber dari dalam diri manusia itu tersebut.

 

          Kehidupan di Pondok Pesantren merupakan miniature kehidupan Masyarakat dimasa depan. Terdapat berbagai macam sifat dan karakter manusia yang hidup saling berdampingan dengan kurun waktu yang cukup lama. Masalah yang timbul di dalam pondok pesantren itu sendiri bervariasi, mulai dari masalah yang menyangkut individu sampai masalah yang melibatkan orang lain. Masalah individu yang sering sekali muncul pada diri santri diantaranya insecure atau kurangnya rasa percaya diri, kecewa, merasa sendiri, dan lain-lain.

 

          Kesehatan menurut Freund adalah suatu kondisi yang dalam keadaan baik dari suatu organisme atau bagiannya yang dicirikan oleh fungsi yang normal dan tidak ada penyakit. Sedangkan menurut WHO (World Health Organization) kesehatan merupakan keadaan (status) sehat secara fisik, mental, dan sosial, bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit maupun cacat. Mental diartikan sebagai kepribadian merupakan kebulatan dinamik yang dimiliki seseorang yang tercermin dalam sikap dan perbuatan atau terlihat dari psikomotoriknya.

 

          Kesehatan mental adalah kondisi dimana seseorang memiliki kesejahteraan pada dirinya, diamana dia mampu mengetahui potensinya sendiri, serta dia mampu mengatasi tekanan hidup yang ada dan dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya, juga dapat menyambungkan kontribusi bagi sekitar.

 

          Mental yang sehat dapat tercermin dari seseorang yang mempunyai kemampuan mengelola emosi, adanya rasa senang, sedih, kecewa, marah, dan semua macam rasa yang timbul adalah anugerah dari Allah. Selain itu sesorang harus bisa mencintai dirinya sendiri (Self Love), tidak mendahulukan perasaan orang lain sehingga melupakan dirinya sendiri.

 

          Dalam kehidupan di pondok pesantren para samtri harus merasa bangga hidup dalam naungan pondok pesantren, karena mereka semua merupakan insan pilihan yang dipilih Allah untuk selalu berada dalam kebaikan dan selalu diistiqomahkan dalam mempelajari ilmu agama. Apalagi sekarang banyak pondok pesantren yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama saja, namun juga melengkapi pembelajaran ilmu-ilmu umum. Dengan adanya rasa bangga tersebut santri tidak kan merasa minder dan semangat menjalani rutinitas yang ada.

 

          Fenomena yang ada saat ini banyak santri yang merasa insecure atas pencapaian yang ada pada diri mereka yang mengakibatkan beban mental, padahal yang seharusnya terjadi mereka hanya butuh merasa cukup dengan yang Allah anugerahkan kepada mereka, akan menjaga hati mereka dari sifat iri dengki yang perlahan dapat merusak diri dari dalam. Tidak perlu membandingkan pencapaian dengan orang lain, karena manusia sudah diberikan kelebihan dan kekurangan masing-masing.

 

          Jangan sungkan meminta tolong pada orang lain, jangan terpuruk sendiri. Ingat di pondok semua mempunyai tujuan yang sama yakni mencari ilmu dan mengharapkan ridho dari sang pemilik jagad.