Ustadzah Nailil Fauziyyah, S.Pd.
Adanya masalah-masalah
tersebut sangat mungkin sekali berpengaruh pada kesehatan mental. Kesehatan
sangat peting bagi kehidupan sesorang, kualitas hidup yang lebih baik menunjukkan
kesehatan fisik dan mental yang baik. Mungkin banyak orang yang beranggapan
bahwa keadaan tubuh tanpa penyakit dapat dikatakan sehat, padahal bisa saja
terdapat masalah yang bersumber dari dalam diri manusia itu tersebut.
Kehidupan di Pondok Pesantren merupakan miniature kehidupan
Masyarakat dimasa depan. Terdapat berbagai macam sifat dan karakter manusia
yang hidup saling berdampingan dengan kurun waktu yang cukup lama. Masalah yang
timbul di dalam pondok pesantren itu sendiri bervariasi, mulai dari masalah
yang menyangkut individu sampai masalah yang melibatkan orang lain. Masalah
individu yang sering sekali muncul pada diri santri diantaranya insecure atau
kurangnya rasa percaya diri, kecewa, merasa sendiri, dan lain-lain.
Kesehatan menurut Freund adalah suatu kondisi yang dalam
keadaan baik dari suatu organisme atau bagiannya yang dicirikan oleh fungsi
yang normal dan tidak ada penyakit. Sedangkan menurut WHO (World Health
Organization) kesehatan merupakan keadaan (status) sehat secara fisik, mental,
dan sosial, bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit maupun cacat. Mental
diartikan sebagai kepribadian merupakan kebulatan dinamik yang dimiliki
seseorang yang tercermin dalam sikap dan perbuatan atau terlihat dari
psikomotoriknya.
Kesehatan mental adalah kondisi dimana seseorang memiliki
kesejahteraan pada dirinya, diamana dia mampu mengetahui potensinya sendiri,
serta dia mampu mengatasi tekanan hidup yang ada dan dapat menghasilkan sesuatu
yang bermanfaat bagi dirinya, juga dapat menyambungkan kontribusi bagi sekitar.
Mental yang sehat dapat tercermin dari seseorang yang
mempunyai kemampuan mengelola emosi, adanya rasa senang, sedih, kecewa, marah,
dan semua macam rasa yang timbul adalah anugerah dari Allah. Selain itu
sesorang harus bisa mencintai dirinya sendiri (Self Love), tidak mendahulukan
perasaan orang lain sehingga melupakan dirinya sendiri.
Dalam kehidupan di pondok pesantren para samtri harus
merasa bangga hidup dalam naungan pondok pesantren, karena mereka semua
merupakan insan pilihan yang dipilih Allah untuk selalu berada dalam kebaikan
dan selalu diistiqomahkan dalam mempelajari ilmu agama. Apalagi sekarang banyak
pondok pesantren yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama saja, namun juga
melengkapi pembelajaran ilmu-ilmu umum. Dengan adanya rasa bangga tersebut
santri tidak kan merasa minder dan semangat menjalani rutinitas yang ada.
Fenomena yang ada saat ini banyak santri yang merasa
insecure atas pencapaian yang ada pada diri mereka yang mengakibatkan beban
mental, padahal yang seharusnya terjadi mereka hanya butuh merasa cukup dengan
yang Allah anugerahkan kepada mereka, akan menjaga hati mereka dari sifat iri
dengki yang perlahan dapat merusak diri dari dalam. Tidak perlu membandingkan
pencapaian dengan orang lain, karena manusia sudah diberikan kelebihan dan
kekurangan masing-masing.
Jangan sungkan meminta tolong pada orang lain, jangan
terpuruk sendiri. Ingat di pondok semua mempunyai tujuan yang sama yakni
mencari ilmu dan mengharapkan ridho dari sang pemilik jagad.