Melahirkan Putri Sholihah, Salaf, dan Mandiri

Sabtu, 30 November 2024

Mengenal Lebih Dekat Qudsiyyah Putri: Konferensi Pers untuk Masa Depan

 




Kudus,Qudsiyyahputri.com– Lembaga pendidikan Qudsiyyah Putri genap berusia delapan tahun sejak didirikan pada 2016. Selama delapan tahun berdiri, madrasah ini telah menjadi tempat yang tidak hanya mencetak generasi yang cerdas, tetapi juga mengedepankan nilai-nilai akhlak dan keislaman yang menjadi landasan utama dalam setiap kegiatan dan proses belajarnya.

Dalam konferensi pers menyambut peringatan Sewindu Qudsiyyah Putri, Ketua Panitia, Noor Aflah, mengungkapkan bahwa lahirnya Qudsiyyah Putri merupakan langkah penting dalam regenerasi ulama perempuan untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Qudsiyyah Putri lahir dari perhelatan akbar satu abad Qudsiyyah, yang menjadi tonggak sejarah perjalanan pesantren ini. Setelah 100 tahun hanya mendidik santri putra, Qudsiyyah memulai langkah baru dengan mendidik santri putri sebagai wujud komitmen terhadap pendidikan ulama perempuan,” ujar Noor Aflah yang juga Ketua Ikatan Alumni Qudsiyyah (IKAQ).


Qudsiyyah Putri didirikan secara resmi pada 21 Syawal 1438 H oleh KH. Maimoen Zubair dan KH. M. Sya’roni Ahmadi. Dalam delapan tahun terakhir, Qudsiyyah Putri telah berkembang pesat dengan membuka jenjang pendidikan Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah, serta meluluskan lebih dari 150 santriwati.

Selama perjalanan delapan tahun ini, Madrasah Qudsiyyah Putri tidak hanya berfokus pada pengajaran materi akademik saja, tetapi juga dikenal dengan pendidikan salaf yang mendalam dan berbagai prestasi yang telah diraih oleh para santriwatinya di tingkat lokal dan nasional. Bidang unggulan seperti hafalan alfiyah, qiro’atul kutub, tahfidz Al-Quran, dan qiro’ah sab’ah menjadi kebanggaan tersendiri.

“Ciri khas pendidikan agama di Qudsiyyah Putri menjadi landasan utama keberhasilan para santriwati dalam berbagai kompetisi. Selain itu, kami juga mempersiapkan mereka untuk berkontribusi di dunia dakwah, pendidikan, politik, ekonomi, hingga pemerintahan,” tambah Noor Aflah.


Pada peringatan ini, tema yang diusung adalah “Merawat Taji Ulama Putri untuk Kokohnya Negeri”. Tema Merawat Taji Ulama Putri juga berarti memastikan bahwa pendidikan mereka tetap relevan dengan kebutuhan zaman, serta mampu mencetak perempuan yang siap menghadapi tantangan global sambil tetap berpegang teguh pada nilai-nilai agama dan kebudayaan.