Melahirkan Putri Sholihah, Salaf, dan Mandiri

Info Pendaftaran Online Santri Baru

Tata Cara dan Langkah Pendaftaran Online

KHR. Asnawi Kudus

KHR. Asnawi Muassis Madrasah Qudsiyyah dan Pendiri NU

Ngaji Online Ponpes Qudsiyyah Putri

Ngaji Online rutin setiap ba'dal maghrib selain malam jumu'ah streaming via fb dan YT Qudsiyyah Putri

Profil Ponpes Qudsiyyah Putri

Visi, Misi, Tujuan, dan Kurikulum Ponpes

Profil MTs Qudsiyyah Putri

Visi, Misi, Tujuan, dan Kurikulum MTs Qudsiyyah Putri

Jumat, 20 Desember 2024

Haul KH.R Asnawi Ke-67


Madrasah Qudsiyyah merupakan salah satu madrasah salaf di Kudus yang didirikan oleh KH.R. Asnawi, salah satu ulama pendiri dan penggerak Nahdhatul Ulama keturunan ke-14 Sayyid Ja’far Shodiq Sunan Kudus dan keturunan ke-5 KH.Mutamakkin Kajen Margoyoso Pati, seorang wali yang terkenal akan kewaliannya.    

KH.R. Asnawi wafat pada usia 98 tahun yamg bertepatan dengan tanggal 25 Jumadil Akhir 1379 H/26 Desember 1956 M. Setiap tahunnya, madrasah Qudsiyyah selalu memperingati haul KH.R. Asnawi,pada tahun 2024 ini, berhubung tanggal 25 Jumadil Akhir 1446 H bertepatan dengan hari liburan semester,maka madrasah Qudsiyyah mengadakan ziarah muassis dan khotmil Quran lebih awal agar seluruh santri Qudsiyyah dapat memperingati haul KH.R Asnawi.


  Kegiatan ini, diadakan pada hari Kamis kliwon 19 Desember 2024 TU bertepatang dengan 17 Jumadil Akhir 1446 H. Pada jam 08.00 pagi para santri Qudsiyyah putra maupun putri berkumpul di sekitar area makam Sunan Kudus, bagi santri pitri bertempat di area sekitar masjid Menara, sedangkan santri putra bertempat di area sekitar makam KH.R. Asnawi.
  
Semoga dengan adanya ziarah muassis dan khotmil qur’an, para santri Qudsiyyah baik putra maupun putri senantiasa mendapatkan ridho dan keberkahan dari beliau. Aminn….

Ratusan santri Qudsiyyah Putri ikuti majlis simaan sebelum liburan semester

 


Tasmi’ atau simaan santri merupakan salah satu program tahfidz pondok pesantren qudsiyyah putri yang dipandu oleh dewan Pembina, tasmi’ juga sudah menjadi tradisi santri ponpes qudsiyyah putri saat menjelang liburan semester ganjil maupun liburan semester genap. Tujuannya kegiatan ini, untuk memotivasi santri agar terus bersemangat dalam menjaga hafalan dan meningkatkan kualitas hafalan santri.

Majelis tasmi’ dilaksanakan pada tanggal 19-20 Desember 2024 dan diikuti oleh santri sebanyak ±256 dari program tahfidz. Majelis tasmi’ diadakan secara berkelompok yang terdiri dari 3 santri, dengan ketentuan 1 santri qori’ dan 2 santri lainnya sebagai penyimak. Santri yang menjadi qori’ harus membacakan hafalan yang telah ia capai secara bil ghoib didepan penyimaknya masing-masing. Syarat hafalan yang dibacakan yakni minimal 3 juz dan tidak ada batasan maksimalnya.

Lokasi yang digunakan yakni Aula Lantai 4, musholla, dan ruang kenaikan juz yang telah dipersiapkan. Biasanya para peserta tasmi’ sudah menyiapkan hafalan mereka dari jauh-jauh hari sebelum majelis tasmi’ ini diadakan, agar santri dapat memaksimalkan hafalan Al-Qur’an mereka yang akan dibacakan secara bil ghoib pada saat majelis tasmi’ ini berlangsung.

Pengasuh pondok pesantren Qudsiyyah Putri dalam sambutan closing ceremony menyampaikan ”dalam majlis ini sudah ada beberapa santri yang sudah khatam,  baik sejak dari pondok sebelumnya dan dari pondok Qudsiyyah putri sendiri. Terdapat 7 santri yang khatam dari pondok sebelumnya dan 4 santri yang khatam dari pondok Qudsiyyah putri sendiri.” 

Kegiatan ini hanya berlangsung selama 2 hari dan resmi di tutup pada hari jum’at 20 Desember pukul 16.00

Kamis, 19 Desember 2024

KEWAJIBAN MUSLIMAH SEHARI HARI


      Wahai para Muslimah!

Kita sebagai perempuan Muslimah mempunyai banyak kewajiban yang menjadi punggung kehidupan, sumber kesempurnaan dan kebahagiaan kita, maka dari itu kita harus melakukannya dengan Ikhlas dan sungguh-sungguh. Pada edisi kali ini kita akan membahas seputar kewajiban seorang muslimah dalam kesehariannya. Apa kalian sudah tau berbagai kewajiban yang harus kita lakukan Mari kita Simak penjelasan dibawah ini dan kita amalkan bersama-sama!

 


Bismillahhirrahmanirrahim

1.Menjaga sholat lima waktu

Maksud dari penjaga sholat lima waktu adalah Ketika waktu sholat tiba dan harus segera untuk melaksanakan sholat; tuma’ninah dalam Gerakan sholat; khusyu’ dalam anggota badan; memandang ke tempat sujud; dan berdzikir setiap sholar fardhu. Selain itu, hendaknya kita rajin melakukan sholat-sholat sunnah rowatib, seperti sholat sunnah dua rakaat sebelum dan sesudah sholat dzuhur; dua rakat

sebelum sholat ashar; dua rakat sesudah sholat maghrib; dua rakaat sebelum dan sesudah sholat isya; dan dua rakat sebelum sholat subuh.

2.Menaati suami jika sudah menikah, atau ibu dan bapak jika belum menikah

Kita bisa melakukan kewajiban tersebut dengan cara melaksanakan perintah mereka, bertutur kata yang manis pada mereka, merendahkan suara dan tidak melawan ucapan mereka, tidak menyebabkan mereka marah, memohon maaf atas segala kesalahan kita kepada mereka, dan hendaknya kita selalu tersenyum dan berwajah manis di hadapan mereka.

3.Mendidik anak-anak

Jika mempunyai anak-anak, cara kita mendidik mereka yaitu dengan mengajari mereka ilmu-ilmu yang bermanfaat, mengajari mereka cara berbicara yang baik dan sopan, meninggalkan ucapan dan perbuatan yang tidak baik, dan hendaknya kita jangan lupa menjaga kesehatan dan kebersihan mereka.

4.Menunaikan pekerjaan rumah dengan baik

        misalnya kita membersihkan rumah, mengatur peralatan rumah tangga, merapikan tempat tidur, menyediakan makan dan minum menjahit pakaian yang robek, mencuci pakaian yang kotor, mengatur dan membersihkan tempat duduk keluarga, serta kita harus menciptakan suasana yang tenang dan menyenangkan.

“orang yang kuat bukan mereka yang selalu menang.melainkan, mereka tetap tegar saat jatuh"

     -Kahlil Gibran-

5. Berbakti kepada ibu dan bapak

Kita harus bersikap sopan santun dan penuh kasih saying kepada mereka, karena Allah menyuruh kita kepada ibu dan bapak. Dalam Al-Qur’an Surah Al- Baqarah ayat 83, Allah berfirman:

 وَبِالوَالِدَيْنِ إحْسَانًا

“Dan berbuat baiklah kepada kedua orangtua”

Berbakti kepada ibu dan bapak adalah dengan cara menaati keduanya, tidak menyakitinya, menyambung silaturrahim, mengunjungi mereka, menolong, ikut bergembira bersama mereka Ketika mereka bergembira, dan ikut bersedih Ketika mereka susah, dan tidak menyakiti perasaan mereka sedikitpun lewat tutur kata maupun perbuatan.

6. Menjaga kehormatan diri

Jagalah kehormatan diri kita dengan merendahkan pandangan mata dan suara kita, tidak keluar rumah kecuali seperlunya, tidak berdiri didepan pintu, tidak menemui laki-laki kerabat yang bukan mahrom kita dengan membuka hijab dan jangan pula duduk berdua dengannya. Kita boleh berbicara dengan mereka dari balik tirai dengan cara ucapan salam untuk mereka tanpa berjabat tangan, karena mereka termasuk kerabat yang bukan mahram. Sayyidah Aisyah meriwayatkan bahwa Rasulullah pernah bertanya pada Fatimah: “Apa yang dianggap paling baik d=bagi perempuan?”, lalu Fatimah menjawab: “yang dianggap paling baik bagi perempuan adalah jika ia tidak dilihat oleh kaum laki-laki dan ia tidak melihat mereka.”

7. Besikap baik kepada tetangga  

Bersikap baik kepada tetangga dengan menanyakan keadaan pada mereka, tidak menyakiti mereka, menolong mereka jika butuh pertolongan, dan memberi hadiah kepada mereka. Dalam Al-Qur’an Surah An-NIisa’ ayat 36, Allah berfirman:                                        

وَالجاَرِذِى الْقُرْبىَ وَالْجَارِ الْْجُنُب

“Dan berbuat baiklah kepada tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh.”

8. Memanjangkan busana

Untuk para Muslimah, alangkah baiknya kita memanjangkan busana sampai menutupi kedua telapak kaki, menutupi kepala sampai menutupi rambut, jagalah rasa malu di antara keluarga kita terhadap saudara lelaki, ayah dan anak. Jika kita berada di luar rumah, maka jagalah hijab kita sebaik mungkin, dan jaganlah memakai oarfum Ketika keluar dari rumah. Rosulullah bersabda:

أيما امرأة أصابت بخورًا,فلا تشهد معنا العشاء الأخرةَ

“siapapun dari kaum Wanita yang telah memakai bau dupa, maka janganlah ikut sholat isya’ berjamaah kepada kami.” (muslim 2/3).

9. Jangan sering keluar rumah

Mengapa seorang Muslimah dilarang sering keluar rumah? Karena, perbuatan itu kurang baik untuk dilakukan seorang perempuan dan akan menghilangkan perasaan malu dari dirinya padahal perasaan malu adalah bagian dari iman. Jika seseorang telah kehilangan perasaan malunya, maka akan hilang pula imannya. Keindahan yang paling bagus dari seorang perempuan beriman adalah perasaan malunya, jika ia telah kehilangan perasaan malunya, makai a telah kehilangan segala kebaikannya.

10. Keluar rumah dengan menutup aurat dan tidak memperlihatkan perhiasan kepada orang lain

Jika ada suatu keperluan yang mengharuskan seorang perempuan keluar dari rumahnya, seperti mengunjungi keluarga atau untuk memenuhi panggilan sholat ke masjid atau untuk menyiapkan air di musholla, maka kita keluar dalam keadaan menutup aurat dan jangan sampai perhiasan kita terlihat orang lain.

11. Jangan duduk di depan pintu atau di atas loteng

Perbuatan tersebut akan terlihat orang lain dan kurang sopan untuk dilakukan seorang Muslimah. Tetaplah didalam rumah dengan senang hati sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an Surah Al-Ahzab Ayat 33 yang berbunyi:

وَقَرْنَ فِيْ بُيُوْتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الجَاهِلِيَّةِ الْاُوْلٰى وَاَقِمْنَ الصَّلٰوةَ وَاٰتِيْنَ الزَّكٰوةَ وَاَطِعْنَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗۗ اِنَّمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ اَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيْرًا 

“Dan hendaklah kamu tetap dirumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang jahiliyyah yang dahulu dan dirikanlah sholat, tunaikan zakat, dan taatilah Allah dan RasulNya.”

12. Mengecilkan suara ketika berbicara

Jadilah seorang Muslimah yang tidak pernah mengeraskan suaranya, mulai tutur katanya, baik hatinya, mencintai dan menolong kebaikan dan membenci keburukan. Jika berjalan maka berjalanlah dipinggir dan janganlah makan dijalanan. Jangan meniru kebiasaan Sebagian perempuan masa sekarang yang enggan menutup auratnya. 

Demikianlah berbagai kewajiban yang harus dilakukan seorang Muslimah. Untuk itu hendaknya kita selalu meminta pertolongan kepada Allah Subhanahu Wata’ala, karena Allah akan selalu menyertai dan tidak meninggalkan kita sesaatpun.

 


Rabu, 18 Desember 2024

ACTUALIZATION OF SANTRI IN THE DIGITAL ERA



   Oleh: Neila Ezri Millah

 

        Santri in general is a term for someone who follows Islamic religious education in Islamic boarding schools. Santr usually stay in that place until their education is complete. KH Mustofa Bisri or who is usually called Gus Mus provides his own definition-of the meaning of a santri. “santri are student of the kiai who are educated with compassion to become strong believers (who do not waver in their faith by association, interests, and differences). Who loves their homeland (where they were born, breathes the air, and prostrates themselves) and respect tradition the culture, who respects their teachers and parents until they die”, said Gus Mus.

        Nowadays, there are many modern-style of boarding school is popping up, but also some Islamic boarding schools that are still based on the Salaf. Of cours, the traditions lived by salaf and modern students are different. Among the learning methods that distinguish salaf students from others are sorogan or reading the kitab kuning, book deliberation, mutholaah kitab and bahtsul masail. When viewed from a different perspective, salaf students have the characteristics of wearing sarongs and clothes brackets. This tradition must be maintained so that it does not disappear slowly eroded by the increasingly rapid progress of the times.

        The development of technology in this era 4.0, where technology is increasingly sophisticated and very influential in every aspect of human life, including Islamic boarding school is questionable, is it still feasible to “exist” in an era like this? Let’s see the explanation

        Should the salaf Islamic boarding school leave its tradition? Then follow the technological advances or keep the tradition?

        If viewed from maqolah al muhafadhotu ‘ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah wich means “maintaning good old traditions is everything that is good and keeps it, while for current traditions, they must be able to sort out, at least consider which ones are god and better.So today’s salaf pesantren must maintain their traditions and be smart in choosing the technological developments to be followed.

        Actualization of the collaboration of salaf traditions and technological developments

        Nowadays, there are many manifestations of the collaboration of salaf tradisions and technological developments such as what is done at the Qudsiyyah Putri Islamic Boarding School, namely maknani on live streaming which is held every evening after performing maghrib prayer. Broadcasting directly from YouTube is one form of utilizing technological advances and maknani is a salaf tradition that is still maintained today. Of course, it will have a positive impact on various groups from the Islamic boarding school itself, which will continue to exist without losing its traditions and the wider community can easily follow the Alqur’an even though they are not present on the spot. The same thing was realized by the ITS KKN team in the information system department who created website-based learning media which included videos, presentation slides, audio, and nahwu shorof digital books. This can also be an alternative learning that is not boring and makes the mind more open which makes the user active in the learning process.

        If we go back to the genuine question, is it still feasible to have Islamic boarding schools in an era like this? The answer is that it is still very feasible by smartly utilizing existing technology in today’s era, the existence of the Salaf Islamic Boarding School will not disappear even though it still maintains its Salaf tradition.

 

Selasa, 17 Desember 2024

BERBAGAI KEUTAMAAN WANITA MUSLIMAH

 

Oleh:Ihda Aulia Fadhilah (4 Tahfidz B)
Sumber: Buku Fikih Wanita
Karya: Khalid Abdurrahman AL-IKK


    






    Setiap wanita muslimah mempunyai keutamaan yang khusus bagi dirinya dan tidak boleh diikuti oleh lelaki, seperti halnya keutamaan yang khusus bagi lelaki dan tidak boleh diikuti oleh seorang wanita. Jika salah satu diantaranya keluar dari keutamaan masing-masing, maka ia telah menyimpang dari fitrah dan kemanusiaan yang normal, menghilangkan arti kehidupan manusia serta telah menjatuhkan masyarakat ke tingkat kehidupan binatang.

Peganglah baik-baik syariat Allah SWT. Janganlah berusaha melepas diri darinya dan jangan memberi kesempatan lelaki untuk menyertaimu dalam berbagai keutamaan agar ia tidak menganiayamu dan tidak merusak hidupmu.

  • v PAKAIAN

Bagi setiap wanita ada pakaian khusus yang berbeda dari lelaki, karena disesuaikan dengan fungsi wanita. Pakaian wanita hendaknya yang indah sehingga bisa menyenangkan pandangan suaminya. Karena itu, syariat membolehkan wanita memakai emas dan busana dari sutra yang keduanya diharamkan bagi lelaki. Pada suatu hari Nabi berdiri di atas mimbar sambil memegang emas dan kain sutra di tangan lainnya seraya bersabda:

                      هذا حرام على امّتي حلّ لاناثها

“Kedua benda ini diharamkan bagi kaum lelaki dari umatku dan dihalalkan bagi kaum perempuannya” (Shahih Abu Dawud, 2/372)

        Kaum lelaki tidak boleh menyamai kaum wanita dan seorang wanita juga tidak boleh menyamai lelaki. Bagi keduanya mempunyai keutamaan sendiri-sendiri yang cocok dengan kodratnya. Nabi Muhammad SAW. Bersabda:

“Allah mengutuk kaum lelaki yang meniru perilaku kaum wanita dan Allah mengutuk kaum wanita yang meniru kaum lelaki” (Bukhari, 7/205)

  • v KEUMUMAN WANITA DI DALAM RUMAHNYA

        Setiap wanita muslimah wajib berada di dalam rumahnya, ia tidak boleh meninggalkannya kecuali karena keperluan mendesak. Adakalanya tugas-tugas rumah tangganya lebih besar dari kemampuannya. Sehingga ia butuh seorang yang membantunya. Karena itu, Islam memberi izin lelaki menikah lebih dari 1 wanita untuk keperluan rumah tangganya.

         Selain itu setiap wanita muslimah juga mempunyai kewajiban terhadap Sang Khaliq yaitu beribadah, bertasbih, dan berdoa. Karena itu, seluruh waktunya  disibukkan oleh berbagai pekerjaannya, sehingga ia tidak mempunyai kesempatan bekerja di luar rumah karena bertentangan dengan kodrat dan tabiatnya.

    

 

Senin, 16 Desember 2024

Hidup Bahagia Dengan Mental Yang Sehat


Ustadzah Nailil Fauziyyah, S.Pd.

 

           Adanya masalah-masalah tersebut sangat mungkin sekali berpengaruh pada kesehatan mental. Kesehatan sangat peting bagi kehidupan sesorang, kualitas hidup yang lebih baik menunjukkan kesehatan fisik dan mental yang baik. Mungkin banyak orang yang beranggapan bahwa keadaan tubuh tanpa penyakit dapat dikatakan sehat, padahal bisa saja terdapat masalah yang bersumber dari dalam diri manusia itu tersebut.

 

          Kehidupan di Pondok Pesantren merupakan miniature kehidupan Masyarakat dimasa depan. Terdapat berbagai macam sifat dan karakter manusia yang hidup saling berdampingan dengan kurun waktu yang cukup lama. Masalah yang timbul di dalam pondok pesantren itu sendiri bervariasi, mulai dari masalah yang menyangkut individu sampai masalah yang melibatkan orang lain. Masalah individu yang sering sekali muncul pada diri santri diantaranya insecure atau kurangnya rasa percaya diri, kecewa, merasa sendiri, dan lain-lain.

 

          Kesehatan menurut Freund adalah suatu kondisi yang dalam keadaan baik dari suatu organisme atau bagiannya yang dicirikan oleh fungsi yang normal dan tidak ada penyakit. Sedangkan menurut WHO (World Health Organization) kesehatan merupakan keadaan (status) sehat secara fisik, mental, dan sosial, bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit maupun cacat. Mental diartikan sebagai kepribadian merupakan kebulatan dinamik yang dimiliki seseorang yang tercermin dalam sikap dan perbuatan atau terlihat dari psikomotoriknya.

 

          Kesehatan mental adalah kondisi dimana seseorang memiliki kesejahteraan pada dirinya, diamana dia mampu mengetahui potensinya sendiri, serta dia mampu mengatasi tekanan hidup yang ada dan dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya, juga dapat menyambungkan kontribusi bagi sekitar.

 

          Mental yang sehat dapat tercermin dari seseorang yang mempunyai kemampuan mengelola emosi, adanya rasa senang, sedih, kecewa, marah, dan semua macam rasa yang timbul adalah anugerah dari Allah. Selain itu sesorang harus bisa mencintai dirinya sendiri (Self Love), tidak mendahulukan perasaan orang lain sehingga melupakan dirinya sendiri.

 

          Dalam kehidupan di pondok pesantren para samtri harus merasa bangga hidup dalam naungan pondok pesantren, karena mereka semua merupakan insan pilihan yang dipilih Allah untuk selalu berada dalam kebaikan dan selalu diistiqomahkan dalam mempelajari ilmu agama. Apalagi sekarang banyak pondok pesantren yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama saja, namun juga melengkapi pembelajaran ilmu-ilmu umum. Dengan adanya rasa bangga tersebut santri tidak kan merasa minder dan semangat menjalani rutinitas yang ada.

 

          Fenomena yang ada saat ini banyak santri yang merasa insecure atas pencapaian yang ada pada diri mereka yang mengakibatkan beban mental, padahal yang seharusnya terjadi mereka hanya butuh merasa cukup dengan yang Allah anugerahkan kepada mereka, akan menjaga hati mereka dari sifat iri dengki yang perlahan dapat merusak diri dari dalam. Tidak perlu membandingkan pencapaian dengan orang lain, karena manusia sudah diberikan kelebihan dan kekurangan masing-masing.

 

          Jangan sungkan meminta tolong pada orang lain, jangan terpuruk sendiri. Ingat di pondok semua mempunyai tujuan yang sama yakni mencari ilmu dan mengharapkan ridho dari sang pemilik jagad.        

Keyakinan Adalah Kunci Dari Segalanya, Em. Nadjib Hassan

 


 


Menjadi pribadi yang bermanfaat adalah karakter yang harus dimiliki oleh seorang muslim. Dengan menjadi pribadi yang bermanfaat kita dapat memberikan dampak positif bagi diri kita dan orang lain. “Kuncinya orang hidup itu harus banyak belajar yang baik, dan rajin, kalau bekalnya baik tinggal mengembangkan saja” itulah yang dikatakan Drs. KH. Em. Nadjib Hassan. Pria kelahiran Kudus, 25 November 1956 ini merupakan ketua Jl.Menara No.01, hal tersebut membuat beliau sangat cinta dengan kota Kudus.

 

KH. Nadjib Hassan menempuh Pendidikan di Madrsah Qudsiyyah sejak memasuki jenjang MTs. Dari sinilah beliau mulai mempelajari ilmu agama, walaupun beliau tidak pernah mondok, tetapi beliau sering mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan seperti Batshul Matsail, Munadharoh, dan lain lain. Disinilah beliau dapat bertemu dan mengenal para masyayikh, diantaranya KH. Sya’roni ahmadi, KH. Turaichan Adjhuri, dan Kyai Yusuf Muhammad. Setelah lulus dari Qudsiyyah belisu melanjutkan kuliah di IAIN Yogyakarta dan dimintai untuk menjadi dosen disana, tetapi beliau menolak dan memilih kembali untuk berkiprah di Kudus.

 

Saat beliau sudah di Kudus, beliau diamanahi untuk memimpin Yayasan Menara, sekaligus mengajar di Madrasah Qudsiyyah, tempat beliau menuntut ilmu. Beliau juga mendapat banyak tawaran pekerjaan, tetapi beliau selalu menolak dan memberikan pada orang lain, karena beliau ingin berkiprah di Masyarakat.

 

Pada tahun 1987, beliau diangkat menjadi Katib NU, padahal sebelumnya beliau tidak pernah mengikuti kegiatan di Tingkat ranting maupun MWC, tapi akhirnya beliau tetap menjalaninya dengan niat aktif di NU sekaligus beliau belajar, karena menurut beliau belajar itu dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, tidak terbatas dibangku sekolah atau kuliah.

 

Pada tahun 1990, RSI Sunan Kudus didirikan, lalu beliau diutus menjadi manager rumah sakit dari situ beliau banyak belajar tentang management rumah sakit, dan beliau yakin bahwa semua bisa dilakukan asalkan ada kemauan “Kabeh-kabeh iku angger dilakoni” itulah ujar beliau.

 

Semakin banyak kagiatan, menurut beliau akan menambah semakin banyak wawasan. Jika mempunyai wawasan banyak pasti mempunyai konten dan bahan yang banyak pula.

 

Beliau berpesan “Tugas kita sebagai pelajar adalah banyak Mutholaah, banyak belajar, dan diskusi. Yang termasuk kelemahan dari kalangan Nahdliyyin adalah kurang terbiasa menulis” Hal ini dahulu telah dikritik oleh Cak Nun, beliau mengatakan bahwa NU kaya katalog tapi miskin metode.

Prinsip beliau dalah “Yang paling kunci dari semuanya adalah mendidik orang untuk berfikir secara sistematis”, karna pemikiran yang sistematis dapat diterapkan dalam semua aspek, baik dalam pendidikan, penerapan dalam Masyarakat, dan dalam bidang apapun. Berkat prinsip tersebut beliau dapat mengikuti banyak kegiatan dengan baik, meskipun tidak sesuai dengan pendidikannya, dan beliau berharap santri santri milenial zaman sekarang dapat berpegang pada prinsip tersebut untuk mencetak generasi yang dapat beradaptasi dalam lingkungan seperti apapun.

أهمية الحفاظ على الصحة النفسية للطالبات

 

                                                      Oleh: Kholda Labibah (5 tahfidz A)

التحافظ على الصحة أمر يجب علينا، خاصة على الطالبات.

فما هي الصحة النفسية؟

الصحة النفسية هي حالة يكون فيها الإنسان له ملكة نفسية يعلم بها أن عنده قوة على السيطرة، وأن عنده ملكة يقضي بها على ضغطات عيشه في كل حال من أحواله في جميع مسيراته، ويستطيع العمل بشكل منتج، وبذل السهام لجميع مواصليهم.

الصحة النفسية لها أثر قوي على حياة الإنسان اليومية، لا سيما الطالبات اللاتي يجاهدْن في طلب العلم في المعاهد الإسلامية، ويتكيّفْن بالبيئة الجديدة، والأصدقاء الجدد، والنظام الجديد، مع متطلبات حفظ المعلومات، وهن بعيدات من والديهن. فطبعا لا يسهل عليهن ترتيب النفس والعقل في المعاهد على وجه جيد.

فما هي العوامل المؤثرة على صحة الطالبات النفسية؟

هناك كثير من العوامل المؤثرة على الصحة النفسية لدى الطالبات، منها: العامل الموهبي، والصفة الشخصية، والعامل الوراثي، وأنشطة المعهد، وكيفية التعامل والمعاشرة بين الطالبات، وعلاقتهن مع مشرفاتهن.

هذه العوامل المذكورة تدل على مدى أهمية حفاظ الطالبات على الصحة النفسية. فهذه العوامل لابد لنا أن نهتم بها. وإلا، أصابتنا الأمراض النفسية.

فما المراد بالأمراض النفسية؟

الأمراض النفسية هي المشكلات الصحية التي تؤثر أفكار وشعور وتصرفات وأحوال قلب الإنسان. هذه الأمراض قد يكون لها أثر خفيف أو أثر شديد في مسير حياة الإنسان اليومية.

فما هي النتائج المترتبة على هذه الأمراض النفسية؟

هناك نتائج كثيرة، منها سهولة الغضب، والهموم، والقلق، والانفراد عن المعاشرة والمعاملة، وعدم التركيز، وظهور المشكلات في الأنشطة اليومية وغير ذلك.

فما هي الطرق والكيفيات التي تحافظ على النفس لدى الطالبات كي يبعدن عن هذه الأمراض النفسية؟

الطريقة الأساسية التي يمكن أن تسلكها الطالبات للإبعاد عن هذه الأمراض النفسية هي المداومة على الرياضية، وترتيب النظام الغذائي، وتجنب العادات السيئة، وتقوية الدعم الاجتماعي، والحفاظ على الصحة البدنية، والنوم الكافي. وكذلك، تتبعد الطالبات عن هذه الأمراض بكثرة قراءة القرآن، والصوم، والصلاة، والذكر، ودوام الشكر على جميع ما أنعم الله عليهن من نعمه الغافرة.

هذا كله يدل على أن المحافظة على الصحة النفسية مهم أيّ مهم على كل الطالبات، لأنها تمكنهن من أن يشاركن في جميع أنشطة المعهد بكل هدوء، ونشاط، ومسؤولية، مع حسن النية لله تعالى.

 

How to Uninstal Negativity From Ourself

Oleh: Andini Putri Ayu Lestari (5 Tahfidz B)

                                                Nuha Janiyya (3 Kitab A)

Mental health is encompasses emotional, psychological, and social well-being. Depression, anxiety, and stress are one of the common mental health challenges. Negativity is one of the causal factors of mental illness. Of course, everyone can have a healthy mental for theirselves, because should prioritize it, so...

How to uninstall negativity from ourselves: 

    1)   Leave friends or patners who bring negativity.

Friends are the closest people that we have in Pesantren, as our closest people, they can influence our life. Like one of common proverb sounds “Make friends with parfumme seller, and don’t make friends with steel maker, cause if you make friends with a parfumme seller you will be splashed the fragrance, but if you make a friends with steel maker you will be exposed the heat

 So, you have to make friends with people who brings benefit and positive things.

    2)   Stir up yourself with positive things.

Absolutely, as santri we have so many obligations like study, memorize Al-Qur’an or Alfiyyah. But, if you want to have a healthy mental you shouldn’t make your obligations and your bustles as your load. But you have to enjoy it, and still regulate your time and equalize your obligations and your rights as a santri.

    3)   Approach ourselves to Allah.

·       How?

-        Adjust oneself to dzikir

-        Avoid your carnal desire (like zuhud and fasting)

-        Do sunnah pious (like tahajud, witir, etc.)

-        Reciting the holy Qur’an certainly


4)   Keep close to people around us


Be trapped in sadness is a negative thing, you can do a deep talk with your parents, sisters, brothers or your bestfriend, so that the negative things will disappear.

    5)   Do reflection

Reflection is used to calm yourself down. So, these are the steps:

-        Place yourself at quite place

-        Close your eyes

-        Take a deep breath from your noise slowly

-        Exhale it from your mouth slowly

-        Do it until you feel better!

Or, you can hug yourself when you feel down and say “it’s ok, it’s fine, the problem will go away, you are enough, you are worth it!”  

       Help yourself, help others! help the world to have a healthy mental! do it without fear or judgement. Cause I believe that everyone can have their own healthy mental.

 

 

 

                         

 


Sabtu, 14 Desember 2024

Protokoler terampil, Acara terorganisir

                                    

Untuk keberhasilan progam yang dilakukan oleh sebuah organisasi dan untuk menghasilkan penyelenggara yang baik dan runtut pasti dibutuhkan wawasan tentang keprotokolan. Maka dari itu pengurus Ikatan Santri Qudsiyyah Putri (ISQi) mengadakan Diklat Keprotokolan yang dilaksanakan di gedung BLKK Ponpes Qudsiyyah Putri pada tanggal 12 – 13 Desember 2024.




Kegiatan ini diikuti oleh 45 peserta kelas 9,10,11 dari pengurus ISQi. Kegiatan ini berlangsung selam 2 hari dimulai pada jam 14.00 para peserta berjalan kaki menuju gedung BLKK. Ada 2 materi yang bisa didapatkan dalam Diklat ini yaitu: manajemen kegiatan dan keprotokolan, tidak hanya materi saja yang didapatkan tapi kita juga melakukan praktek membuat teks MC dan cara menjadi MC yang baik dan benar.

Pengasuh Ponpes Qudsiyyah Putri dalam sambutan opening ceremony mengatakan “berjalannya sebuah organisasi membutuhkan adanya pemahaman tentang keprotokolan, keprotokolan tidak hanya aturan menjadi mc yang baik tetapi meliputi tata dekor, tata ruang, tata busana, dll.

 Bisakah mengadakan acara tanpa adanya keprotokolan? No problem, akan tetapi hasil dari acara tersebut tidak akan terlaksana dengan baik dan runtut karena tidak adanya rancangan atau persiapan terlebih dahulu.

 


Selasa, 10 Desember 2024

Menjadi Saksi Perjuangan Santriwati: Imtihan Pondok Pesantren Qudsiyyah Putri

Kudus, Pondok Pesantren Qudsiyyah Putri telah selesai mengadakan Imtihan bagian Semester Gasal pada tanggal 7 - 9 Desember 2024. Kegiatan ujian ini merupakan dari evaluasi pembelajaran bagi santriwati di akhir semester pertama tahun ajaran 2024/2025. Imtihan ini diikuti oleh seluruh santriwati dengan penuh semangat dan kesiapan yang matang.

Imtihan berlangsung selama tiga hari, dengan ujian yang mencakup berbagai Pelajaran kitab-kitab salaf, mulai dari kitabنور االيقين, بلوغ المرام,اداب العالم والمتعلم, hingga masih banyak lainnya. Dan tak hanya Pelajaran salaf, mata pelajaran umum juga seperti bahasa Inggris. Setiap pelaksanaan ini, ujian dilaksanakan dengan ketat dan tertib, memastikan setiap santriwati dapat menunjukkan kemampuan terbaik mereka.

Selama tiga hari ujian, para santriwati menunjukkan dedikasi dan keseriusannya dalam menghadapi setiap ujian. Banyak di antara mereka yang telah mempersiapkan diri dengan baik, bahkan sampai bertanya kepada kakak kakak seniornya.

Imtihan semester ini diharapkan dapat menjadi tolok ukur untuk perbaikan dan pengembangan program pembelajaran di Pondok Pesantren Qudsiyyah Putri. Para santriwati juga diingatkan untuk tidak hanya fokus pada hasil akademik, tetapi juga untuk terus meningkatkan kualitas akhlak dan kepribadian yang menjadi bagian penting dalam pendidikan pesantren.

Setelah ujian selesai, para santriwati akan menerima hasil imtihannya, dan tidak hanya nilai imtihannya saja yang dinilai melainkan juga dengan hafalan mereka, baik hafalan Al-Qur’an maupun Alfiyyah.

Dengan selesainya Imtihan Semester 1 ini, diharapkan para santriwati semakin termotivasi untuk meningkatkan kualitas diri dan terus berusaha mencapai tujuan pendidikan yang lebih tinggi.

Top of Form

 

Bottom of Form