KAMIS
(14/12), PP Qudsiyyah Putri menyelenggarakan acara inspirational talk dengan
narasumber Prof.Dr.H.Ihsan,M.Ag dan Dr.Ala’I Nadjib,MA. Acara ini merupakan
salah satu cara untuk memotivasi santri-santri agar mereka bisa meniru
tokoh-tokoh, sehingga bisa menjadikannya sebagai motivasi dalam belajar dan
menuntut ilmu setinggi-tingginya. Acara ini bertempat di musholla PP Qudsiyyah
Putri dan dihadiri oleh seluruh santri, diawali dengan pembacaan sholawat
asnawiyyah dan qudsiyyah serta pembacaan ayat suci al-qur’an dan dilanjutkan
pada inti acara, yakni inspirational talk dengan tema “SANTRI DAN TANTANGAN
MASA DEPAN DI ERA DIGITAL”. Acara ini disiarkan langsung di youtube Qudsiyyah
Putri TV.
Sekarang
kita hidup di zaman serba digital, semua dapat di akses dengan mudah, namun
dengan semua kemajuan itu, kita tidak boleh bergantung sepenuhnya kepada
teknologi itu. Apalagi bertanya perihal agama, karena kita tidak tahu siapa
yang mengatur jawaban dalam internet itu. “teknologi ibarat pisau bermata dua,
jika digunakan baik akan bermanfaat dan sebaliknya jika kita tidak bisa
menggunakan dengan baik kita akan celaka,” tutur Ala’i Nadjib. Globalisasi
merupakan satu era, satu dinamika zaman yang sudah tidak bisa dibendung lagi,
sama halnya dengan era teknologi, teatapi yang perlu dilakukan adalah dengan
menyiapkan karakter, mental, moral, integritas untuk menyongsong kehadiran
teknologi. Karena hari ini orang yang tidak bisa memanfaatkan teknologi berarti
dia diposisi fixed mind set (pola piker yang percaya bahwa kecerdasan
yang dimililki sifatnya tetap, tidak akan berkembang), stuck, tidak
bisa menyambut dengan bahagia datangnya handphone, internet, dan sebagainya.
“anak-anak madrasah dan pesantren hari ini
sudah memanfaatkan dan menyongsong dengan baik teknologi, karena kita punya
kaidah المحافظة على القديم الصالح والأخذ
بالجديد الأصلح mempetahankan
tradisi yang masih baik dan mengambil nilai-nilai yang lebih baik,” ujar Ihsan.
Teknologi jangan sampai mempengaruhi kita tapi teknologi ini harus kita
manfaatkan untuk kemajuan kita.